Mengenal Gerakan Sosial Baru

memahami gerakan sosial baru dan gerakan sosial lama
Gerakan Gender salah satu gerakan sosial | Sumber Gambar : Pixabay.com

Gerakan sosial sudah lama familiar dalam telinga para penggiat, atau setidaknya mereka yang berada dalam lingkaran study sosial. Bagi para aktivis gerakan sosial, gerakan sosial dimaknai sebagai suatu gerakan perubahan ekonomi politik yang saat ini banyak diwarnai oleh paham neoliberalisme yang begitu pekat. Memang jika ditelisik lagi lebih jauh, sudah saatnya para penggiat, LSM, atau organisasi non pemerintah (NGO) melakukan penguatan bagi gerakan sosial sebagai alternative penguatan wacana gerakan sosial baru.

Memahami Gerakan Sosial Baru

Gerakan sosial (social movement) adalah aktivitas atau tindakan sosial berupa sejenis gerakan kelompok informal, yang biasanya berupa organisasi, berjumlah besar yang berfokus pada isu - isu sosial, dan politik yang melakukan, mengkampanyekan, ataupun menolak sebuah perubahan. [1]

Gerakan sosial di Indonesia sebenarnya telah ada pada masa kolonialisme belanda, dengan adanya perlawanan secara bersama dan masiv oleh masyarakat kepada pemerintah kolonial, sampai kepada pemerintahan orde lama, yang merupakan pemerintahan resmi dari bangsa Indonesia sendiri pasca kemerdekaan, yang berlangsungnya selama pemerintahan Soekarno. Selanjutnya dalam orde baru, yaitu selama kepemimpinan Soeharto dimana terasa kuat adanya pembatasan gerakan, gerakan sosial masih terus berlangsung dan seolah tidak bisa dikendalikan hingga sampai pada gerakan Pelengseran rezim Soeharto tersebut. 

Adapun gerakan-gerakan tersebut dapat kita klasifikasikan kedalam gerakan sosial lama, dimana dalam gerakan terdapat ciri khas yang nampak seperti terorganisir, memiliki tujuan yang jelas, dan memiliki strategi untuk mencapai tujuan. [2]

Sejalan dengan semakin terbukanya kran demokrasi, gerakan sosial menemui pada proses perkembanganya, dan sekarang telah berkembang menjadi gerakan sosial agraria, feminisme, gerakan lingkungan, gerakan petani, dan banyak lagi gerakan dengan pola gerakan yang mempunyai ciri khas masing - masing.

Gidden menddefinisikan bahwa gerakan sosial adalah serangkaian gerakan yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai sebuah tujuan bersama yang dilakukan di luar lingkup organisasi mapan. [3] Definisi senada diungkapkan oleh Prasetya, dan Sugandi bahwa gerakan sosial merupakan suatu peristiwa sosial yang berhubungan dengan suatu entitas eksternal. [4] 

Pengertian tersebut memperlihatkan bahwa sekup gerakan sosial bersifat kuantitatif, dimana jumlah dari pelaku gerakan sosial harus memiliki jumlah yang besar, sementara pada kenyataanya gerakan yang dilakukan oleh sedikit orangpun kadang memiliki dampak yang besar pula, ini artinya dalam gerakan sosial baru dapat pula dilakukan oleh beberapa orang saja. dengan ciri khas yang melekat pada gerakan ini adalah sebuah gerakan untuk menentang, mengkampanyekan suatu hal dalam upaya untuk mencapai tujuan kolektif/ bersama.  

Dari uraian di atas maka dapat kita ketahui bahwa gerakan sosial telah mengalami perubahan definisi, gerak dan bentuk gerakan. Gerakan sosial baru berkembang tidak hanya tentang gerakan yang bersifat sosial sebagaimana definisi sebelumnya, yang mana fokus gerakan sosial hanya pada bidang sosial dan politik saja, kini gerakan sosial baru telah masuk pada pola, definisi gerakan yang baru. Isu lingkungan menjadi isu yang paling dominan dalam masyarakat sekarang, dimana ketakutan akan kerusakan lingkungan dihadapkan dengan pihak kapitalis yang ingin mengeksploitasi kekayaan lingkungan menjadi ketegangan yang senantiasa mewarnai dinamika antara pengembang, masyarakat, LSM, elit dan para pemegang kekuasaan.

Syarat Sebuah Gerakan Dapat Disebut Gerakan Sosial

Tarrow menyebutkan bahwa tidak semua gerakan dapat dikatakan sebagai gerakan sosial, beliau memberikan syarat bagaimana sebuah gerakan dapat dikatakan gerakan sosial, diatanranya adalah: [5]

1. Tantangan Kolektif

Yang membedakan antara gerakan sosial dengan tindakan sosial lainnya adalah adanya tantangan kolektif yang bersinggungan dengan elit, para penguasa, atau aturan - aturran cultural terentu.

2. Tujuan Bersama

Tidak semua orang yang terlibat dalam gerakan sosial memiliki tujuan yang sama, biasanya ada juga, yang iseng sekedar ikut, atau karana hasrat untuk sekedar mencemooh, kelompok lain, atau elit pemerintah. Maka kemudian jika ada alasan yang paling tepat untuk sebuah gerakan sosial, adalah tujuan bersama untuk membuat klaim atas kepentingan bersama, menentang otoritas, dan elit atau swasta (bisnis).

3. Solidaritas dan Identitas Kolektif

Sebuah gerakan dapat saja dilakukan oleh orang yang sembarangan, namun gerakan yang revolusioner, yang berjalan terus menerus adalah gerakan yang didasari atas kesamaan identitas, dan yang dapat melahirkan solidaritas yang mantap.

4. Memelihara Politik Perlawanan

Gerakan sosial akan menguap begitu saja jika stakeholder tidak dapat memelihara adanya tantangan kolektif, tujuan bersama, solidaritas dan identitas kolektif. Untuk menjadi gerakan yang terus menerus maka politik perlawan harus dipelihara dengan baik.

Perbedaan Gerakan Sosial Lama dengan Gerakan Sosial Baru

Uraian di atas dapat kita tarik sebuah pengertian tentang perbedaa dari gerakan sosial lama dan gerakan sosial baru. Gerakan sosial lama merupakan gerakan kolektif yang memiliki pola, strategi, dan tujuan jelas yang bercorak seputar isu sosial politik semata. sedangkan gerakan sosial baru adalah sebuah gerakan yang dapat dilakukan oleh entitas kolektif,  kelompok kecil, bahkan oleh individu untuk menentang, mengkampanyekan bahkan sampai pada hanya menseponsori suatu tindakan sosial, seperti membagikan nasi bungkus kepada masyarakat miskin, dll.

Demikianlah artikel untuk mengenal gerakan sosial baru, materi ini penting untuk memahami bagaimana peranan kelas menengah, Civil Society untuk menjadi gerakan oposan pada negara yang cenderung dzalim jika tanpa adanya pengawasan oleh masyarakat madani/ civil society.

Sumber:

[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_sosial

[2] https://jabaronline.com/memahami-gerakan-sosial-lama-dan-gerakan-sosial-baru/

[3] Suharko, Gerakan sosial baru di Inndonesia: repertoar gerakan petani

[4] Jurnal, Andina Prasetya1, Yogi Suprayogi Sugandi2. Isu Gerakan Sosial Baru: Tempat Nasi Gratis Bandung (SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, Vol. 3, No.2, Juni 2019)

[5] Suharko, Gerakan sosial baru di Inndonesia: repertoar gerakan petani

No comments for "Mengenal Gerakan Sosial Baru"